1. Pendahuluan
Manajemen
merupakan proses penatalaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya orang lain
untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan manajemen keperawatan merupakan
pengalokasian aktifitas keperawatan yang dilaksanakan oleh para perawat dalam
upaya memberikan pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat.
Perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan tidak dapat bekerja sendiri, tetapi harus
bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk menyelesaikan masalah kesehatan
yang dihadapi klien. Kerjasama tersebut harus ditata sehingga menghasilkan
pelayanan kesehatan yang berkualitas, penataan yang dimaksud adalah pengorganisasian
segala sumber yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan.
Pengorganisasian
adalah langkah kedua dalam manajemen yang sangat penting dilakukan oleh setiap
unit kerja / unit organisasi ( Subur, 1997 ). Pengorganisasian dalaam
keperawatan dimaksudkan untuk mengelompokkan aktifitas - aktifitas dengan
sasaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Penugasan masing - masing
kelompok diberikan kepada pimpinan yang diberi wewenang untuk mengawasi
sekaligus melakukan koordinasi dengan unit lain baik secara horizontal maupun
vertikal.
2. Pengertian
Pengorganisasian
adalah proses pengelompokan orang, alat - alat, tugas - tugas, kewenangan dan
tanggung jawab yang seimbang dan sesuai dengan rencana operasional sehingga
suatu organisasi dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan ( Subur,1997 ).
Pengorganisasian
meliputi proses memutuskan tingkat organisasi yang diperlukan untuk obyektif
divisi keperawatan, departemen, pelayanan atau unit. Setiap unit harus melalui
tipe pekerjaan , yang langsung dilakukan terhadap klien, macam perawat sesuai
dengan pekerjaan , serta jumlah pengelola atau supervisi yang diperlukan (
Swanburg, 2000 ).
Proses pengorganisasian dapat
dirinci sebagai berikut :
1. Memahami
tujuan
2. Menetapkan
tugas pokok dan merinci kegiatan
3. Mengelompokkan
tugas / jabatan
4. Menyusun
struktur organisasi dan departementasi
5. Menyusun
otoritas organisasi
6. Mengisi
jabatan / staffing
7. Fasilitating
3.
Konsep
Pengorganisasian
Dalam
menganalisa pengaruh pola formal organisasional pada sifat dasar komunikasi
antara para pekerja, perlu untuk mengerti konsep sebagai berikut:
- Peran
Peran diartikan sebagai suatu set
perilaku dan sikap yang diharapkan dari seseorang oleh mereka yang berinteraksi
dengannya. Peran seseorang diartikan oleh harapan - harapan orang lain,
individu tersebut sangat bergantung pada harapan mereka bagi aspek identitas
pribadinya. Sepanjang hidupnya seseorang memegang serangkaian peran, yang
berubah dengan perubahan keadaan hidupnya. Sebagai pekerja sebuah departemen
keperawatan, perawat dapat memegang beberapa peran jabatan pada waktu yang
sama. Kepala perawat tertentu merupakan bawahan bagi atasannya, seorang
supervisor bagi staf perawatnya, rekan kerja kepala perawat lainnya dan mungkin
kepala panitia atau konsultan bagi para pekerja di divisi lain dalam
organisasinya. Karena perbedaan sikap dan perilaku diperlukan dalam pelaksanaan
masing - masing peran, kepala perawat yang telah diuraikan di atas harus sering
" merubah seragam " selama hari kerjanya, penyesuaian dan penyesuaian
ulang ekspresi wajah, bahasa tubuh, nada suara dan bahasa untuk memenuhi
harapan pihak yang berkepentingan lainnya yang telah mengartikan setiap peran.
- Kekuasaan
Kekuasaan merupakan kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain agar bersikap sesuai dengan harapan seseorang.
Karena kekuasaan tumbuh dari interaksi manusia, kekuasaan tidak bersifat
statis, tetapi terus menerus berubah. Perolehan kekuasaan oleh perawat
perorangan tampaknya memudahkan perolehan kekuasaan yang lebih besar dalam
situasi yang sama. Kemungkinan karena meningkatnya jumlah komunikasi dengan yang lain atau
perubahan dalam kualitas komunikasi tersebut. Begitu juga sebaliknya,
kehilangan kekuasaan seorang pekerja bisa mengubah hubungan timbal baliknya
dengan yang lain sehingga membuatnya terus menerus kehilangan kekuasaan seiring
dengan waktu. Kekuasaan terdiri dari beberapa jenis yaitu: kekuasaan memberikan
penghargaan ( Reward power ) adalah kesanggupan untuk memberikan penghargaan
terhadap yang lain, kekuasaan paksaan ( Coercive power ) adalah kesanggupan
untuk menerapkan hukuman kepada yang lain. Menejer perawat dapat menghukum
seorang pegawai melalui penurunan pangkat, skors, atau pemecatan. Kekuasaan
referensi ( Referent power ) adalah kemampuan mengilhami kebanggaan tertentu
pada yang lain sehingga mereka berharap untuk mengidentifikasikan diri mereka
sendiri dengan obyek kekaguman mereka. Kekuasaan ahli ( Expert power )
merupakan kemampuan untuk meyakinkan yang lain supaya seseorang memiliki derajat pengetahuan dan keahlian
tinggi dalam area spesialisasi.
- Status
Konsep status berhubungan erat
dengan konsep kekuasaan. Status dapat diartikan sebagai urutan penganugerahan
suatu kelompok kepada seseorang yang sesuai dengan penilaian mereka atas
pekerjaan dan sumbangsihnya. Derajat status yang diberikan kepada pekerjaan
tertentu erat kaitannya dengan jarak dari hierarki organisasi tingkat atas,
jumlah keahlian yang diperlukan dalam melaksanakan tugas kerja tersebut,
derajat pelatihan khusus, atau pendidikan yang diperlukan bagi posisi tersebut,
tingkat tanggung jawab dan otonomi yang diharapkan dalam pelaksanaan kerja dan
gaji yang didapat dari jabatan tersebut. Status masing - masing perawat
tergantung pada posisi dari departemen kesehatan dalam tabel organisasi unit
kerjanya. Status sebuah kelompok dikaitkan dengan kemampuannya dalam
mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kelompok.
Kebanyakan perawat percaya bahwa tujuan keperawatan bagi perawatan klien dan
kesembuhannya sama pentingnya dengan kesejahteraan klien seperti juga
dengantujuan pengobatan medis atau tujuan administrasi keuangannya.
- Wewenang
Konsep wewenang secara berbelit -
belit dihubungkan dengan konsep tanggung jawab. Jabatan pada hierarki
keperawatan puncak dihubungkan dengan lapisan atas dari tanggung jawab dan
wewenang. Jadi status yang tinggi dihubungkan dengan wewenang yang memberi
status pekerjaan tinggi bagaimanapun dapat diserahkan pada jabatan di lapisan
rendah struktur organisasi.
- Kepusatan ( Centrality )
Konsep sentralisasi / kepusatan
organisasi mengacu pada kenyataan bahwa beberapa jabatan ditempatkan sedemikian
rupa dalam struktur organisasi sehingga melibatkan si pemegang jabatan ke dalam
seringnya komunikasi dengan sejumlah besar pekerja lainnya. Sebaliknya, jabatan
lainnya ditempatkan sedemikian rupa sehingga terjadi sedikit komunikasi di
antara pemegang jabatan dengan yang lainnya. Dengan menggunakan skema
organisasi lembaga tersebut, adalah mungkin untuk menghitung jumlah langkah
atau pertukaran pembicaraan yang
diperlukan guna menyampaikan informasi kepada jabatan yang diberikan dari
setiap posisi lain dalam jaringan kerja tersebut. Jumlah langkah bagi orang
atau jabatan tertentu disebut total jarak organisasi. Penambahan jarak
perseorangan bagi semua pegawai dalam organisasi dan membaginya dengan jumlah
pegawai akan menghasilkan jarak rata - rata organisasi (Average organizational
distance) bagi semua jabatan dalam struktur itu. Dengan membandingkan total
jarak organisasi seseorang dengan jarak rata - rata bagi seluruh struktur,
seseorang dapat menentukan setiap jarak relatif organisasi ( Relative
organizational distance ) pegawai. Para pegawai dengan jarak relatif organisasi
yang terkecil adalah yang paling pokok
dalam struktur tersebut. Mereka lebih banyak menerima informasi yang
berhubungan dengan kerja di banding pekerja pokok. Terhadap pekerja yang
berpengetahuan, informasi adalah bahan mentah untuk produksi. Karena pekerja
yang lebih terpusat secara organisasi seharusnya lebih produktif dibanding
pekerja yang kurang terpusat.
- Komunikasi ( Communication )
Semua pekerjaan dalam sebuah
kelompok manusia dilakukan melalui dan karena komunikasi antar pekerja.
Komunikasi biasa diartikan sebagai pengiriman informasi dan opini antar
manusia. Diperlukan pendahuluan pesan oleh si pengirim dan persepsi pesan yang
sama oleh si penerima pesan. Kebanyakan ahli komunikasi percaya bahwa
penangkapan pesan tersebut merupakan aspek yang lebih kritis dari proses dan
usaha memperbaiki kualitas serta akurasi komunikasi sebaiknya dimulai dengan
mengajari manusia bagaimana mendengar secara bersungguh - sungguh dan kritis
terhadap semua aspek pesan yang dikirim. Adalah mungkin untuk melatih pengirim
pesan agar mengatur, mengulang, dan merangkum informasi sehingga memaksimalkan
pengertian oleh si penerima pesan. Pengirim pesan dapat diajari memperkuat isi verbal setiap pesan dengan
ekspresi yang sesuai dan gerak isyarat untuk menekankan konsep kunci serta
untuk mendapatkan masukan dari si penerima pesan sebagai tanda atas keefektifan
komunikasi.
4.
Prinsip - prinsip pengorganisasian
Untuk mencapai
tujuan dalam pengorganisasian diperlukan prinsip - prinsip sebagai berikut :
1. Prinsip
rantai komando
Rantai komando menyatakan bahwa
untuk memuaskan anggota, efektif secara ekonomis dan berhasil dalam mencapai
tujuan mereka, organisasi dibuat dengan hubungan hierarkis dalam alur autoritas
dari atas ke bawah. Prinsip ini mendukung struktur mekanistis dengan autoritas
sentral yang mensejajarkan autoritas dan tanggung jawab. Komunikasi terjadi
sepanjang rantai komando dan cenderung satu arah ke bawah. Pada organisasi
keperawatan modern, rantai komando ini adalah datar, dengan garis menejer dan
staf teknis serta administrasi yang mendukung stap perawat teknis.
2. Prinsip
kesatuan komando
Kesatuan komando menyatakan bahwa
seorang pekerja mempunyai satu penyelia dan terdapat satu pimpinan dan satu
rencana untuk kelompok aktifitas dengan obyektif yang sama. Prinsip ini masih
diikuti pada kebanyakan organisasi keperawatan tetapi masih terus dimodifikasi
dengan memunculkan teori organisasi. Keperawatan primer dan manajemen kasus
mendukung prinsip kesatuan komando ini, seperti juga praktek bersama.
3. Prinsip
rentang kontrol
Rentang kontrol menyatakan bahwa
individu harus menjadi penyelia suatu kelompok bahwa ia dapat mengawasi secara
efektif dalam hal jumlah, fungsi, dan geografi. Prinsip asal ini telah menjadi
elastis makin sangat terlatih pekerja makin kurang pengawasan yang diperlukan.
Pekerja dalam masa latihan memerlukan lebih banyak pengawasan untuk mencegah
terjadinya kesalahan. Bila digunakan tingkat yang berbeda dari pekerja
keperawatan, menejer perawat harus lebih banyak mengkoordinasikan.
4. Prinsip
spesialisasi
Spesialisasi menyatakan bahwa
setiap orang harus dapat menampilkan satu fungsi kepemimpinan tunggal. Sehingga
ada divisi tenaga kerja : suatu perbedaan di antara berbagai tugas.
Spesialisasi dianggap oleh kebanyakan orang menjadi cara terbaik untuk
menggunakan individu dan kelompok. Rantai komando menggabungkan kelompok
-kelompok dengan spesialitas yang menimbulkan fungsi departementalis.
5. Prinsip
pembagian kerja
Merupakan perincian dan
pengelompokan aktifitas yang semacam atau erat hubungannya satu sama lain yang
dilakukan oleh suatu bagian atau unit kerja tertentu. Prinsip dasarnya adalah
untuk mencapai efisiensi pelaksanaan kerja dimana orang mengerjakan kegiatan
tertentu sesuai dengan kemampuannya. Hal - hal yang harus diperhatikan dalam
pembagian kerja adalah :
a. Setiap
unit kerja mempunyai perincian tugas dan
aktifitas yang akan dilakukan, secara jelas dan tegas.
b. Setiap
staf atau anggota organisasi harus memiliki perincian tugas, tanggung jawab dan
wewenang.
c. Beban
tugas yang diberikan kepada staf atau unit organisasi harus sesuai dengan
kemampuan.
d. Variasi
tugas yang diberikan hendaknya diusahakan yang sejenis atau erat hubungannya
satu sama yang lain.
e. Penempatan
staf harus tepat dan sesuai.
f. Penambahan
atau pengurangan tenaga harus berdasarkan beban kerja.
Dalam pembagian kerja ada
beberapa dasar yang perlu diperhatikan yang dapat dipakai sebagai pedoman :
a. Pembagian
kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya koordinator perawatan yang
berada di lantai dua rumah sakit yang terdiri dari ruang penyakit dalam kelas
dua, ruang bedah umum kelas dua, dan sebagainya.
b. Pembagian
kerja atas jenis barang atau jasa yang diproduksi. Misalnya koordinator asuhan
keperawatan ruang unit bedah, koordinator pendidikan keperawatan, koordinator
pengendalian mutu pelayanan keperawatan.
c. Pembagian
kerja berdasarkan waktu / shift pagi, siang, dan malam.
d. Pembagian
atas dasar konsumer yang dilayani, misalnya perawat yang khusus merawat klien
dengan penyakit kulit, THT, dan lain - lain.
6. Prinsip
pendelegasian
Pendelegasian adalah pelimpahan
wewenang atau kekuasaan. Kekuasaan merupakan hak seseorang untuk mengambil
tindakan yang perlu agar tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik.
Wewenang atau kekuasaan itu terdiri dari berbagai aspek antara lain wewenang
mengambil keputusan , menggunakan sumber daya, memerintah, dan menggunakan
batas waktu tertentu. Adapun manfaat pendelegasian adalah :
a. Pimpinan
dapat melakukan tugas pokok saja.
b. Setiap
staf atau perawat memiliki wewenang sesuai dengan tugasnya.
c. Meningkatkan
kemampuan staf.
d. Kegiatan
tetap berjalan walaupun pimpinan tidak ada.
e. Pelatihan
dan kaderisasi untuk meningkatkan jenjang karir.
Dalam melakukan pendelegasian
seorang pimpinan hendaknya memperhatikan kemampuan orang yang diberi wewenang
atau pendelegasian, memperhatikan pendapat orang yang diberi wewenang,
melakukan bimbingan, menggerakkan dan melakukan pengontrolan.
Prinsip - prinsip organisasi yang
telah disebutkan di atasadalah saling ketergantungan dan dinamis bila digunakan
oleh manajer perawat untuk menciptakan lingkungan yang merangsang dalam praktek
keperawatan klinis.
Dalam keperawatan, pengorganisasian
pelayanan keperawatan dilaksanakan dengan cara ( Burgess 1988 & Gillies
1988 ) :
- Fungsional / penugasan
Yaitu pembagian tugas untuk
perawat yang dilakukan oleh kepala ruangan masing - masing mempunyai tugas
khusus.
2. Alokasi
pasien
Yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan untuk beberapa klien / satu klien oleh satu perawat saat berjaga.
- Perawatan group / team nursing
Yaitu pelayanan lapangan dimana
sekelompok perawat memberikan pelayanan keperawatan kepada sekelompok klien,
kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijasah dan berpengalaman.
- Pelayanan keperawatan utama
Yaitu pengorganisasian dalam
pelayanan keperawatan sehingga satu orang primary nursing dalam 24 jam
bertanggung jawab pada klien yang di bawah tanggung jawabnya dari masuk RS
sampai pulang.
5.
Struktur
organisasi Rumah Sakit di Indonesia
Struktur
organisasi rumah sakit dan lembaga - lembaga yang berkaitan dengan rumah sakit
tidak dapat digambarkan secara seragam. Tetapi beberapa hal tentang struktur
organisasi tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut :
- Struktur organisasi Depkes RI
- Kaitan organisasi RSUD dengan Depkes RI dan Depdagri
- Organisasi RS Swasta
4.
RS Pemerintah
Struktur organisasi dan tata kerja RSU pemerintah
diatur dalam SK Menkes RI No. 134 / Menkes / SK / IV/ 78 tahun 1978 yang
berlaku untuk RS Umum kelas A, B, dan C yang dapat digambarkan sebagai berikut
:
Rincian tugas :
a. Direktur
rumah sakit mempunyai tugas : memimpin, mengawasi, dan mengkoordinasikan tugas
- tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.
Direktur rumah
sakit dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh :
-
Unsur bantuan kepemimpinan : para wakil direktur
-
Unsur bantuan administrasi : kepala bagian sekretariat
-
Unsur bantuan pelaksanaan fungsional : para kepala
bidang
-
Unsur bantuan pelaksanaan keuangan : bidang keuangan
-
Unsur bantuan fungsional : kepala unit pelaksana
fungsional.
b. Bagian
sekretariat mempunyai tugas :
-
Mempersiapkan dan menyusun program laporan mengenai
kegiatan semua satuan organisasi dalam lingkungan RS
-
Melakukan pengelolaan pegawai urusan ketata - usahaan
-
Melakukan ketata -
usahaan penderita rawat inap
-
Melaksanakan pencatatan medis
c. Instalasi
Bertugas sebagai
penunjang UPF, yang meliputi :
-
Farmasi
-
Patologi
-
Laboratorium
-
Gizi
-
Pemeliharaan RS
-
Kamar jenasah
d. Unit pelaksana fungsional
Melakukan usaha
pelayanan kesehatan :
-
Promotif
-
Preventif
-
Kuratif
-
Rehabilitatif
-
Rujukan
e. Bidang
- bidang
Bidang penunjang
medis : mengkoordinasikan seluruh kebutuhan
-
Unit - unit : unit
anestesi dan perawatan intensif
unit
pelayanan darurat medis
unit radiologi
unit pelayanan rehabilitasi
-
Instalasi
Bidang pelayanan
medis : mengkoordinasikan seluruh unit pelaksana fungsional yang langsung atau
tidak langsung memperlancar kegiatan pelayanan kegiatan pada UPF.
Bidang
pendidikan dan latihan mempunyai tugas :
1)
Mengatur dan mengkoordinasikan pendidikan dan latihan
dokter, dokter ahli, dan paramedis.
2)
Melaksanakan penataran medis dan paramedis dalam rangka
sistem rujukan.
3)
Melaksanakan kegiatan perpustakaan
Bidang keuangan
mempunyai tugas :
1)
Mempersiapkan dan menyusun anggaran pendapatan dan
belanja, pertanggung jawaban keuangan .
2)
Melakukan tata usaha keuangan, pengelolaan bendahara.
3)
Pengelolaan penerimaan, pembukuan penyetoran ke kas
negara dan pertanggung jawaban keuangan yang diperoleh dari pelayanan RS.
6.
Penutup
Fungsi
manajemen keperawatan dalam organisasi adalah mengembangkan seseorang. Hal
tersebut berjalan bilamana perawat mau
belajar dan menggunakan ilmu yang ditunjukkan oleh pengalaman dan
penelitian yang dikembangkan agar fungsi organisasi dalam manajemen keperawatan
semakin berkembang.
Perawat
manajer perlu bekerja untuk struktur organisasi ideal. Mereka harus membangun,
menguji, mengakui kesalahan, berkompromi, dan menerima. Mereka harus merancang
organisasi yang sederhana untuk menyelesaikan pekerjaan. Organisasi adalah
produktif jika orang memberikan perhatian yang memenuhi kebutuhan klien dan
setiap karyawan merasakan kepuasan.
Perawat
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada klien tidak dapat bekerja
sendiri, tetapi harus bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi klien. Kerja sama antar perawat
dengan tim kesehatan tersebut harus ditata sehingga menghasilkan pelayanan
kesehatan yang berkualitas, penataan yang dimaksud adalah pengorganisasian
segala sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pelayanan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Gillies,
D. A. ( 1989 ). Nursing Management, A
System Approach.WB Saunders
Company.
Philadelphia.
Prayitno, Subur. ( 1997 ). Dasar
- dasar administrasi kesehatan masyarakat. Airlangga University Press.
Surabaya.
Prayitno, Subur. ( 2000 ). Administrasi Rumah Sakit di Indonesia.
FKUA. Surabaya.
Sullivan, E.J.et al. ( 1990 ). Management and Leadership for Nurse Manager.
Jones and Barlett Publisher. Boston.
Swanburg, C Russel. (
2000 ). Pengantar Kepemimpinan dan
Manjemen Untuk Perawat Klinis.
EGC. Jakarta.