A. Pengertian
/ Istilah
1
Kepemimpinan
a. Menurut
Stogdill :
Proses mempengaruhi aktifitas
suatu kelompok yang terorganisasi dalam usahanya mencapai penetapan tujuan dan
pencapaian tujuan
b. Menurut
Gardner:
Proses bujukan dan contoh dimana
seseorang individu atau tim kepemimpinan mempengaruhi kelompok untuk mengambil
tindakan yang sesuai dengan tujuan pemimpin tersebut atau sesuai dengan tujuan
bersama
c. Menurut
Merton:
Kepemimpinan sebagai suatu
transaksi sosial dimana seseorang mempengaruhi orang lain.
d. Menurut
Mc Gregor:
Kepemimpinan merupakan suatu
hubungan yang sangat kompleks yang berubah bersama waktu seperti perubahan yang
dilakukan oleh manajemen, serikat kerja atau kekuatan luar.
e. Menurut
Talbott:
Kepemimpinan merupakan bahan vital
yang merubah suatu kerumunan orang
menjadi organisasi yang berfungsi dan bermamfaat.
2
Pemimpin
Adalah seorang yang akan diikuti
/ dipatuhi oleh orang lain secara sukarela / tanpa paksaan. (Lundberg, 1982)
3
Manager
Adalah seorang yang melaksanakan
fungsi menejerial
- Karateristik Pemimpin yang baik
Pemimpin yang baik hendaknya
memiliki karateristik sebagai berikut:
1. Tanggung
Jawab yang Seimbang.
Keseimbangan dini adalah antara
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap
orang yang harus mengerjakan pekerjaan tersebut.
2. Mode
Perencanaan yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik harus
dapat dijadikan panutan dan contoh oleh bawahannya. Misalnya ia mengharapkan
bawahannya untuk tepat waktu. Maka pemimpin tersebut harus bersikap tepat waktu
dalam memenuhi janji atau melaksanakan tugasnya.
3. Memilih
Keterampilan Komunikasi Yang Baik
Pemimpin harus dapat menyampaikan
ide-idenya secara singkat dan jelas, serta dengan cara yang tepat.
4. Memiliki
Pengaruh yang Positif.
Seorang pemimpin yang baik
memiliki pengaruh terhadap bawahannya
dan menggunakan pengaruh tersebut untuk hal hal yang positif.
5. Mempunyai
Kemampuan Untuk Meyakini Orang Lain
Peminpin yang sukses adalah
pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi dan pengaruhnya untuk meyakinkan
orang lain terhadap ide-idenya / sudut pandangnya serta mengarahkan mereka pada
tanggung jawab terhadap ide / sudut pandangnya tersebut.
- Gaya Kepemimpinan
Adalah suatu cara yang digunakan
peminpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Umumnya dikenal 5 gaya
kepemimpinan, yakni:
1. Kepemimpinan
otokratis.
Disebut juga kepemimpinan
diktator atau directif. Orang yang menganut pendekatan ini mengambil keputusan
tanpa berkonsultasi dengan para bawahannya yang harus melaksanakan keputusannya
atau karyawan yang dipengaruhi keputusan tersebut.
2. Kepemimpinan
demokratis.
Gaya kepemimpinan ini dikenal
pula dengan kepemimpinan konsultif atau konsensus. Orang yang menganut
pendekatan ini melibatkan para karyawan yang harus melaksanakan keputusan dalam
proses perbuatannya. Sebenarnya yang membuat keputusan akhir adalah pemimpin,
namun sebelumnya telah menerima masukan dan rekomendasi dari anggota tim.
3. Kepemimpinan
partisipatif.
Gaya kepemimpinan ini juga
dikenal dengan istilah kepemimpinan terbuka, bebas dan non directif. Orang yang
menganut pendekatan ini hanya sedikit memegang kendali dalam proses pengambilan
keputusan. Ia menyajikan informasi mengenai sesuatu permasalahan dan memberikan
kesempatan kepada anggota tim ( bawahan ) untuk mengembangkan strategi dan pemecahannya.
4. Kepemimpinan
berorientasi pada tujuan
Gaya kepemimpinan ini juga
disebut kepemimpinan berdasarkan hasil-hasil atau sasaran. Orang yang menganut
pendekatan ini meminta anggota tim / bawahannya untuk memusatkan perhatian
hanya pada tujuan / sasaran yang ada.
5. Kepemimpinan
situasional.
Gaya kepemimpinan ini dikeanl
sebagai kepemimpinan tidak tetap. Asumsi yang digunakan dalam gaya ini adalah
bahwa tidak ada suatupun gaya kepemimpinan yang tepat bagi setiap manager dalam
semua kondisi.
Pada era globalisasi, dalam dunia
keperawatan para manager keperawatan tidak hanya melakukan pendekatan terhadap
5 gaya kepemimpinan yang disebut diatas. Namun harus memiliki gaya kepemimpinan
yang berdasarkan nilai-nilai luhur keperawatan yang didasarkan pada falsafah keperawatan
dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat melalui manajemen operasional
dan manajemen asuhan keperawatan.
- Pemimpin Keperawatan ( Nursing Manager)
Kepemimpinan keperawatan
mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pasien meskipun mereka
kelihatannya jauh dari pasien. Para pemimpin keperawatan melakukan kontak
dengan pasien secara langsung maupun tidak langsung. Stomer (1985) mengemukakan sebaiknya seorang
pemimpin keperawatan / manager keperawatan mendorong stafnya untuk melaksanakan
melalui:
1. Membuat
kebijaksanaan yang jelas dan mendorong perilaku etikal.
2. Tanggung
jawab kepemimpinan.
3. Menyebarluaskan
kode etik melalui teknik kerja yang aktif.
4. Mendorong
staf untuk menambah pengetahuannya melalui kursus-kursus, pelatihan atau
pendidikan keperawatan berkelanjutan.
Hal-hal yang perlu dilakukan
untuk menjadi seorang pemimpin keperawatan yang sukses adalah sebagai berikut:
1. Meluaskan
pandangan hari ini kemasa depan
2. Mengetahui
posisi diri.
3. Sensitif
terhadap masalah dan melihat pengaruhnya.
4. Mengikuti kecenderungan / perubahan-perubahan.
5. Mempelajari
alat / hal-hal yang harus dikuasai
6. Berfikir
terus-menerus
7. Pendengar
yang baik.
8. Mempelajari
peraturan.
9. Mencegah
merendahkan orang lain.
10. Mengembangkan
keadaan yang tidak menentang.
11. Belajar
mempercayai.
12. Meningkatkan
harga diri.
13. Gembira.
14. Berusaha
untuk maju.
15. Menjadi
seorang pemimpin.
Dengan demikian seorang pemimpin
keperawatan harus memahami kunci-kunci keterampilan dalam manajemen keperawatan
antara lain:
1. Keterampilan
berkomunikasi.
2. Keterampilan
memberi motivasi kepada staf.
3. Keterampilan
kepemimpinan.
4. Keterampilan
mengatur waktu.
5. Penyelesaian
masalah dan pengambilan keputusan.
- Penerapan Kepemimpinan Dalam Keperawatan
Mengimplementasikan kepemimpinan
dalam keperawatan merupakan tanggung jawab perawat, melalui kepemimpinan yang
efektif diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan. Untuk itu diperlukan
suatu keterampilan kepemimpinan. Kepemimpinan yang efektif divisualisasikan
sebagai suatu rantai yang kokoh, dimana satu dengan lainnya saling berhubungan.
Menurut Kron (1981), dalam
bukunya "The Management of Patient Care " memaparkan tentang
kegiatan-kegiatan untuk mencapai kepemimpinan yang efektif melalui :
1. Perencanaan
dan pengorganisasian.
Adalah pekerjaan / kegiatan yang
harus dilakukan oleh perawat. Untuk itu diperlukan koordinasi sehingga semua
kegiatan dapat dikerjakan dengan baik. Adalah menjadi suatu kewajiban perawat
menciptakan suasana yang memberikan kenyamanan dan keamanan pada pasien melalui
suatu pengorganisasian yang baik.
2. Membuat
penegasan dan memberi pengarahan (making assigments and giving directions)
Dengan berbagai metode dalam
memberi penugasan di rumah sakit maka diperlukan memberi pengarahan secara
jelas dan singkat.
3. Memberi
bimbingan (Providing guidence)
Bimbingan adalah suatu alat yang
penting dalam keperawatan. Pemimpin harus memiliki kemampuan untuk membantu
stafnya dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan, sehingga pasien mendapat
kepuasan dalam asuhan keperawatan.
4. Mendorong
kerja sama dan partisipasi (Encouraging cooperation and participation)
Kerjasama merupakan hubungan yang
erat untuk dapat berpartisipasi, misalnya perawat melakukan kesalahan maka
berikan informasi dan jelaskan melalui suatu diskusi. Hargai upaya yang telah
dilakukan sehingga nanti dapat mengkoreksi kesalahannya. Oleh karena itu proses
kepemimpinan keperawatan dalam kerja sama tim (team work) adalah sangat penting
sehingga dapat meningkatkan kerja sama antara perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan.
5. Mengkoordinasikan
kegiatan ( Coordinating Activities)
Mengkoordinasikan kegiatan dalam
suatu unit/ruangan merupakan kegiatan yang penting dalam kepemimpinan
keperawatan. diinformasikan kepada perawat tentang kegiatan yang ada diruangan,
dibutuhkan juga laporan tentang pencapaian pekerjaan oleh staf perawat.
6. Observasi/supervisi
(Observing or Supervising)
Mengawasi staf perawat dan
pekerjaannya merupakan tanggung jawab yang besar dari seorang pemimpin
keperawatan. Dibutuhkan kemampuan untuk meneliti asuhan keperawatan yang
dibedakan pada pasien dengan aspek individunya. Untuk dibutuhkan juga di dalam
pengawasan / observasi tidak hanya penampilan fisik tetapi kemungkinan emosi
dan pengertian dari staf dalam memberi asuhan keperawatan.
7. Evaluasi
Hasil penampilan kerja (evaluating performance results)
Evaluasi merupakan proses
berkelanjutan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan staf dalam bekerja
sehingga dapat mendorong mereka bekerja dengan baik. Seorang pemimpin juga
harus mengevaluasi dirinya sendiri baik sebagai perawat ataupun sebagai
peminpin secara jujur.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew Mc. Chile, MA, Phd., Penerapan Psikologi Dalam Perawatan, Yayasan Esentia
Medika, Yogyakarta, 1996.
Charles Abraham, Eaman Shanley, Editor Yasmin Asih, S.Kp., Psikologi Sosial Untuk Perawat, EGC, Jakarta,
1997.
Elaine L. La Monica, alih
bahasa Dra. Elly Nurachman, S.Kp., M.App.Sc., Kepemimpinan
& manajemen Keperawatan, EGC, Jakarta, 1998.
Thara Kron, RN, BS, The
Management of Patient Care , WB. Saunders Company, Philadelphia, 1981
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih Anda telah berkunjung ke blog saya, komentar, saran dan tulisan Anda sangat kami perlukan