A.
PENGERTIAN
Organisasi atau
Organization atau bersumber
dari kata kerja bahasa Latin Organizare
! to
form as or into a whole consisting of
interdependent or coordinated
parts [membentuk sebagai
atau menjadi keseluruhan dari
bagian- bagian yang saling bergantung atau terkoordinasi] Evert M.
Rogers dan Rekha Agarwala Rogers dalam
bukunya Communications in Organization "a stable system of individuals who
work togather to achieve, through a hierarchy
of ranks and division of labour, common goals" [Suatu sistem
yang mapan dari
mereka yang bekerja
sama untuk mencapai
tujuan bersama, melalui suatu jenjang kepangkatan dan pembagian tugas]
Robert Bonnington dan
Berverd E. Needles, Jr.
dalam bukunya Modern
Business : A Systems Approach
Organization is
the means by
which management coordinates
material and human
resources through the design
of a formal
structure of tasks
and authority [Organisasi adalah
sarana dimana manajemen mengkoordinasikan sumber bahan dan sumber daya
manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang]
Ditinjau dari aspek Business, organisasi adalah sarana manajemen [ditinjau dari aspek kegiatannya, bukan struktur].
"
Tujuan organisasi TIDAK MUNGKIN tercapai tanpa manajemen.
"
Manajemen TIDAK MUNGKIN
ada tanpa organisasi.
Manajemen ada, jika ada tujuan yang akan dicapai atau
diselesaikan.
Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan
organisasi terletak pada peninjauannya yang
terfokus kepada manusia-manusia yang
terlibat dalam mencapai
tujuan organisasi.
"
Bentuk komunikasi apa yang terjadi
"
Metode dan teknik apa yang dipakai
"
Media apa yang dipakai
"
Bagaimana prosesnya, dan faktor apa saja penghambatnya
Tujuan
utama dalam mempelajari
komunikasi adalah memperbaiki organisasi.
Memperbaiki organisasi
biasanya ditafsirkan sebagai
“memperbaiki hal-hal untuk
mencapai tujuan
manajemen”. Dengan kata
lain, orang mempelajari
komunikasi organisasi organisasi
untuk menjadi menajer yang
lebih baik. Sebagian
penulis berpendapat bahwa
manajemen adalah komunikasi. Seringkali
teori tradisional dan
petunjuk mengenai organisasi
dan komunikasi organisasi ditulis
dari suatu perspektif
manajerial dan sangat
menekankan suatu pandangan obyektif.
Karenanya, saya
memandang studi komunikasi
organisasi sebagai landasan
kuat bagi karier dalam manajemen,
pengembangan sumber daya
manusia, dan komunikasi
perusahaan, dan tugas-tugas lain
yang berorientasikan manusia dalam organisasi.
B.
DEFINISI
FUNGSIONAL KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi Organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang
satu dengan lainnya dan
berfungsi dalam suatu lingkungan.
Garis yang putus- putus melukiskan gagasan
bahwa hubungan-hubungan ditentukan secara
alami; hubungan- hubungan itu
juga menunjukkan bahwa
struktur suatu organisasi
bersifat luwes dan
mungkin berubah sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan
yang internal dan eksternal.
Komunikasi organisasi
terjadi kapan pun,
setidak-tidaknya satu orang
yang menduduki suatu jabatan dalam
suatu organisasi menafsirkan suatu
pertunjukkan. Karena fokusnya
adalah komunikasi di antara
anggota-anggota suatu organisasi. Analisi
komunikasi organisasi
menyangkut penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
C.
UNIT
KOMUNIKASI
Suatu sistem didefinisikan oleh Pool
[1973] sebagai “setiap
entitas berkelanjutan yang
mampu berada dalam dua keadaan
atau lebih” .
Dalam suatu sistem
komunikasi, keadaan itu
adalah hubungan antara orang-orang. Dalam
suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tsb
adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan
[posisi-posisi] . Unit mendasar
komunikasi organisasi adalah seseorang
dalam suatu jabatan.
Orang bisa disosialisasikan oleh
jabatan, menciptakan suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan
jabatan, pada saat yang sama jabatan
tsb dipersonalisasikan, menghasilkan suatu
figur atau gambar
yang sesuai dengan keadaan orang tsb.
Bila kita melihat apa yang terjadi
ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, kita menemukan bahwa terdapat dua
bentuk umum tindakan yang terjadi :
1.
Penciptaan pesan
atau, lebih tepatnya,
penciptaan pertunjukkan [to display
menurut Random House Dictionary of The English Language 1987 : anda membawa
sesuatu untuk diperhatikan seseorang atau orang lain; menyebarkan seseuatu
sehingga sesuatu tsb dapat terlihat secara lengkap dan menyenangkan] .
2.
Penafsiran pesan
atau penafsiran pertunjukkan
[to intepret :
menguraikan atau memahami
sesuatu dengan suatu cara tertentu].
D.
PROSES
KOMUNIKASI ORGANISASI
1.
KOMUNIKASI
INTERNAL
Pertukaran gagasan di antara para
administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur
lengkap yang khas
disertai pertukaran gagasan
secara horisontal dan vertikal di
dalam perusahaan, sehingga
pekerjaan berjalan [operasi
dan manajemen]
Dua dimensi komunikasi internal :
a.
KOMUNIKASI
VERTIKAL ! Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf
ke pimpinan dengan cara timbal balik [two way traffic communication].
"
Downward
Communication ! komunikasi atas
ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi,
petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern.
"
Upward communication ! dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan
laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan.
Hambatannya adalah apabila saluran
komunikasi dalam organisasi tidak
berjalan atau digunakan sebagaimana mestinya, karena hal ini berpengaruh
terhadap operasional organisasi [perusahaan].
Organisasi terdiri atas sejumlah orang;
melibatkan keadaan saling bergantung; kebergantungan memerlukan koordinasi; koordinasi
mensyaratkan komunikasi. Interaksi
antara pimpinan organisasi [top manajer
dengan middle manager] dengan audience di luar organisasi.
Manajer = pemimpin organisasi [swasta,
BUMN atau pemerintah] peranannya dapat berpengaruh terhadap internal public
[karyawan] dan external public [di luar
organisasi, tetapi ada pengaruhnya]
1) Peranan
Antarpersona [Interpersonal Role]
"
Peranan Tokoh [figurhead role]
"
Peranan Pemimpin [leader role]
"
Peranan Penghubung [liaison role]
2) Peranan
Informasional [Informational Role]
"
Peranan Monitor [monitor role]
"
Peranan Penyebar [disseminator role]
"
Peranan Jurubicara [spokesman role]
3) Peranan
Memutuskan [Decisional Role]
"
Peranan Wiraswasta [enterpreneur role]
"
Peranan Pengendali Gangguan [distrurbance handler role]
"
Peranan Penentu Sumber [resource allocator role]
" Peranan Perunding [negotiator
role]
MODEL
PROSES KOMUNIKASI ANTAR-PRIBADI
JOHARI'S
WINDOW
I
OPEN
AREA
Known
by ourselves and known by others
|
II
BLIND
AREA
(blindspot)
Known
by other, not known by ourselves
|
III
HIDDEN
AREA
(Tedeng
aling-aling /façade)
Known
by ourselves but not
known
by other
|
IV
(tidak diketahui)
Not
known by ourselves and not known by other
|
Diketahui disri sendiri tidak diketahui diri sendiri
Prof
. Harry Ingham and Joseph Luft ., Of Human Interaction, National Press Books,
Palo Alto California, 1969.
2. KOMUNIKASI HORISONTAL = komunikasi mendatar, antara anggota staf.
dengan anggota
staf. Berlangsung tidak
formal, lain dengan
komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi
tidak dalam suasana
kerja ! employee
relation dan sering timbul
rumours, grapevine, gossip.
3. KOMUNIKASI DIAGONAL [CROSS
COMMUNICATION]
Komunikasi
antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
a. KOMUNIKASI
EKSTERNAL
Komunikasi antara pimpinan organisasi
[perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.
"
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak ! bersifat informatif Majalah,
Press release/ media
release, Artikel surat
kabar atau majalah, Pidato,
Brosur, Poster, Konferensi pers, dll
"
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi Kolaboratif dalam Organisasi
Bisnis
To meet the challenge in the workplace
today requires.
Setiap staf pada bagian manapun
seharusnya :
1) Relationship
Oriented ! Networking ! sinergi
2) Service
Focused ! berpikir pada pelayanan
3) Customer
Commited ! mempunyai komitmen pd pelanggan
4) Facilitative
[media saluran/pendukung]
5) Forward
Thinking ! berpikir kedepan
6) Value
Added [nilai tambah ! selalu berusaha mengupdate kemampuan komunikasi]
7) Team
Driven [serba tim] and leaders [mampu tampil sebagai pemimpin]
E.
HAMBATAN
KOMUNIKASI
1. Hambatan
Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan
komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan
adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga
saluran komunikasi dapat
diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi. Menurut Cruden dan
Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976, jenis hambatan teknis dari
komunikasi :
1. Tidak
adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
2. Kurangnya
informasi atau penjelasan
3. Kurangnya
ketrampilan membaca
4. Pemilihan
media [saluran] yang kurang tepat.
2. Hambatan
Semantik
Gangguan semantic menjadi hambatan dalam
proses penyampaian pengertian atau idea
secara secara efektif. Definisi
semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan
lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal
balik arti dan
pengertian [komunikator dan komunikan],
tetapi seringkali proses
penafsirannya keliru. TIDAK
ADANYA hubungan antara
Simbol [kata] dan
apa yang disimbolkan[arti atau
penafsiran], dapat mengakibatkan
kata yang dipakai
ditafsirkan sangat berbeda dari apa
yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator HARUS memilih kata-kata
yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan
penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3.
Hambatan Manusiawi
Terjadi
karena adanya faktor, emosi dan prasangka
pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan
alat-alat pancaindera seseorang, dll.
Menurut
Cruden dan Sherman :
a. Hambatan
yang berasal dari perbedaan individual manusia.
Perbedaan persepsi,
perbedaan umur, perbedaan
keadaan emosi, ketrampilan
mendengarkan, perbedaan status, pencairan informasi, penyaringan
informasi.
b. Hambatan
yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi.
Suasana
iklim kerja dapat
mempengaruhi sikap dan
perilaku staf dan
efektifitas komunikasi organisasi.
Referensi
:
1. Pace
R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA, Bandung 2000
2. Uchjana
Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Remaja Rosdakarya, Bandung
1992
3. Jiwanto,
Gunawan., Komunikasi dalam Organisasi, Pusat Pengembangan Manajemen & Andi
Offset, Yogyakrta 1985
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih Anda telah berkunjung ke blog saya, komentar, saran dan tulisan Anda sangat kami perlukan