Sabtu, 21 April 2012

KOMUNIKASI ORGANISASI SAEFUL N.Y, 2B (A01001362)


KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi organisasi adalah pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu.
Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.




                                             Gambaran Sistem Komunikasi Organisasi

Unit Komunikasi
  • Suatu sistem didefinisikan oleh Pool [1973] sebagai “setiap entitas berkelanjutan yang mampu berada dalam dua keadaan atau lebih” .
  • Dalam suatu sistem komunikasi, keadaan itu adalah hubungan antara orang-orang.
  • Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tsb adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan [posisi-posisi] .





PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI





Komunukasi internal adalah pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan.
Empat Dimensi Komunikasi organisasi
1. Downward communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya.
Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
1.      Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
2.      Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
3.      Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
4.      Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
a)      Metode tulisan
b)      Metode lisan
c)      Metode tulisan diikuti lisan
d)     Metode lisan diikuti tulisan
2. Upward communication
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
Ø  Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
Ø  Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
Ø  Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
Ø  Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
Komunikasi ke atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari bawah.
 Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat amat sulit:
1.      Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
2.      Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami pegawai
3.      Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
4.      Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang disampaikan pegawai
3. Horizontal communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara.
Fungsi arus komunikasi horisontal ini adalah:
1.      Memperbaiki koordinasi tugas
2.      Upaya pemecahan masalah
3.      Saling berbagi informasi
4.      Upaya pemecahan konflik
5.      Membina hubungan melalui kegiatan bersama
4. Interline communication
Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
Ada dua kondisi yang harus dipenuhi dalam menggunakan komunikasi lintas-saluran:
a)      Setiap pegawai yang ingin berkomunikasi melintas saluran harus meminta izin terlebih dahulu dari atasannya langsung
b)      Setiap pegawai yang terlibat dalam komunikasi lintas-saluran harus memberitahukan hasil komunikasinya kepada atasannya

Komunikasi Eksternal
§  Komunikasi dari organisasi kepada khalayak ! bersifat informatif
ú  Majalah, Press release/ media release, Artikel surat kabar atau
ú  majalah, Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers, dll
§  " Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
§  Komunikasi Kolaboratif dalam Organisasi Bisnis
ú  To meet the challenge in the workplace today requires.
§  Setiap staf pada bagian manapun seharusnya :
ú  # Relationship Oriented ! Networking ! sinergi
ú  # Service Focused ! berpikir pada pelayanan
ú  # Customer Commited ! mempunyai komitmen pd pelanggan
ú  # Facilitative [media saluran/pendukung]
ú  # Forward Thinking ! berpikir kedepan
ú  # Value Added [nilai tambah ! selalu berusaha mengupdate kemampuan komunikasi]
ú  # Team Driven [serba tim] and leaders [mampu tampil sebagai pemimpin]
Efektivitas komunikasi dlm organisasi dipengaruhi oleh bbrp faktor :
  1. Saluran komunikasi formal
  2. Struktur organisasi
  3. Spesialisasi jabatan
  4. Pemilikan informasi
1.      Saluran komunikasi formal (SKF)
SKF mempengaruhi efektifitas komunikasi dg 2 cara :
-          Liputan sal. Formal makin melebar sesuai dg tumbang organisasi
      ex. Komunikasi  efektif sulit dicapai dlm organisasi yg besar dan cabang2nya menyebar
-          SKF dapat menghambat aliran informasi antar tingkat organisasi
      ex. Penyampaian informasi dari tingkat bawah dapat disampaikan pada petugas diatasnya, tdk selalu langsung pada manager/direktur
2.      Struktur wewenang organisasi
-          Perbedaan kekuasaan dan kedudukan (status) dlm organisasi akan menentukan pihak2 yang berkomunikasi dg seseorang serta isi & ketepatan komunikasi
3.      Spesialisasi jabatan
-          Para anggota suatu kelompok kerja yang sama akan cenderung berkomunikasi dg istilah, tujuan, waktu dan gaya yang sama
-          Komunikasi antar kelompok yang berbeda cenderung terhambat

Komunikasi dalam tim
Untuk mendorong terjadinya komunikasi, pemimpin tim harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut :
Seluruh anggota tim harus bebas mengemukakan dan menjelaskan pandangan-pandangan  mereka dan harus disorong bertindak seperti itu.

REFERENSI
jihadi.staff.umm.ac.id/files/2010/01/2_komunikasi_organisasi.pdf
Muhammad, Arni.2007. Komunikasi Organisasi. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Pace, R Wayne dan Faules Don F.2006. Komunikasi Organisasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
www.scribd.com/doc/23481927/komunikasi-dalam-organisasi
herwanparwiyanto.staff.uns.ac.id/komunikasi-dalam-organisasi.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih Anda telah berkunjung ke blog saya, komentar, saran dan tulisan Anda sangat kami perlukan