A01001339
2B
Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communis” atau “commo” dalam
Bahasa Inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk
mencapai kesamaan makna, “commonness”.
Komunikasi
adalah proses suatu ide dialihkan
dari sumber kepada
penerima atau lebih, dengan
maksud merubah tingkah laku mereka.
( Everett M. Rogers ).
Komunikasi adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk, melakukan pertukaran informasi dengan satu sama
lainnya, yang pada gilirannya akan
tiba pada saling pengertian yang mendalam. ( Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981
)
1.
Unsur – unsur
komunikasi :
a.
Komunikator (source) adalah pihak
yang mengirimkan pesan kepada pihak lain
b.
komunikan (receiver) adalah pihak yang
menerima pesan dari
pihak lain atau dari komunikator.
c.
Pesan adalah informasi
yang disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal
atau non verbal dan pesan dapat efektif bila terorganisir dan direncanakan
dengan baik.
d.
Media
atau channel Adalah
alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya.
e.
Feedback adalah
isyarat atau umpan balik, tanggapan
komunikan
baik dalam bentuk verbal atau non verbal.
f.
Enconding dan deconding
2.
Tujuan Komunikasi Menurut Hewitt
a.
Mempelajari atau
mengajarkan sesuatu
b.
Mempengaruhi perilaku
orang
c.
Mengungkapkan perasaan
d.
Menjelaskan
perilaku sendiri atau perilaku orang lain
e.
Berhubungan dengan
orang lain
f.
Menyelesaikan sebuah
masalah
g.
Mencapai tujuan
B.
Komunikasi
Organisasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara
harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling
bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga
yang menamakannya sarana.
Komunikasi
organisasi pada umumnya membahas tentang struktur dan fungsi organisasi, hubungan
antarmanusia, komunikasi dan proses
pengorganisasian serta budaya organisasi. Komunikasi
organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan yang sifat
hubungannya saling bergantung satu sama lain meliputi arus komunikasi vertikal
dan horisontal.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi
(Wiryanto, 2005)
C.
Persepsi Komunikasi Organisasi
Persepsi mengenai komunikasi organisasi perlu
diketahui sebagai dasar untuk memahami apa yang dimaksud dengan
komunikasi organisasi.
1.
Persepsi Redding dan Sanborn Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks.
Yang termasuk bidang ini adalah :
a.
komunikasi internal
b.
hubungan manusia
c.
hubungan persatuan pengelola
d.
komunikasi downward ( komunikasi
dari atasan kepada bawahan )
e.
komunikasi upward ( komunikasi dari
bawahan kepada atasan )
f.
komunikasi horizontal ( komunikasi
dari orang-orang yang sama tingkatnya dalam organisasi )
2.
Persepsi
Katz dan Kahn Komunikasi
organisasi merupakan arus informasi, pertukaran informasi dan pemindahan arti
di dalam organisasi.
3.
Persepsi Zelko dan Dance Komunikasi
organisasi adalah suatu sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi
internal dan komunikasi eksternal.
4.
Persepsi Thayer Dia
memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi yaitu :
a.
berkenaan dengan kerja organisasi
seperti data mengenai tugas-tugas atau beroperasinya organisasi
b.
berkenaan dengan pengaturan
organisasi seperti perintah, aturan dan petunjuk
c.
berkenaan dengan pemeliharaan dan
pengembangan organisasi (hubungan dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan
dan latihan).
dan latihan).
5.
Persepsi
Greenbaunm Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi
formal dan informal dalam organisasi. Dia membedakan komunikasi internal dengan
eksternal dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi
dan tujuan organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.
D. Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Sendjaja (1994)
menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut :
1.
Fungsi
informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi.
Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh
informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara
lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi
di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk
melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan,
jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
2.
Fungsi
regulatif
Fungsi ini
berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi.
Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu :
a.
Berkaitan
dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang
memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan
sebagaimana semestinya
b.
Berkaitan
dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja.
Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh
dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3.
Fungsi
persuasif
Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak
pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi
perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan
menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering
memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4.
Fungsi
integratif
Setiap
organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat
melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang
dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu :
a.
Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.
b.
Saluran
komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat
kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan
aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar
dalam diri karyawan terhadap organisasi.
E. Teori komunikasi organisasi
1.
Teori klasik
Griffin (2003) dalam A First Look at
Communication Theory, membahas komunikasi organisasi mengikuti teori
management klasik, yang
menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi. Adapun prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai
berikut:
a.
kesatuan
komando- suatu karyawan
hanya menerima pesan dari satu atasan
b.
rantai
skalar- garis otoritas dari
atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi;
rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan
sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
c.
divisi
pekerjaan- manegement perlu
arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk
mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
d.
tanggung
jawab dan otoritas- perhatian harus
dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu
ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
e.
disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa
hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
f.
mengebawahkan
kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan
pengawasan terus-menerus.
2.
Teori
peralihan
Teori tradisional muncul sebagai reaksi
atas konsep-konsep yang dikemukakan oleh para ahli teori klasik meskipun tidak
sepenuhnya mengabaikan prinsip-prinsip yang dikemukakan oleh teori klasik.
Pendekatan yang dilakukan oleh ahli teori ini adalah pendekatan perilaku atau
bahavioral approach (human relation approach). Pendekatan ini dilakukan dengan
mengadakan eksperimen yang dikenal dengan Hawthorne Experiment.
Hasil eksperimen tersebut adalah :
a.
Sistem sosial para pekerja ikut
berperan dalam organisasi formal
b.
Imbalan nonfinansial dan sanksi
berperan dalam mengarahkan perilaku pegawai
c.
Kelompok ikut berperan dalam
menentukan kinerja dan sikap anggota kelompok
d.
Munculnya pola kepemimpinan informal
e.
Komunikasi yang makin intensif
f.
Kepuasan dan kenyamanan bekerja
meningkat
g.
Pihak manajemen dituntut untuk lebih
memahami situasi sosial.
3.
Teori modern
Modern perspective- luthan &
lersen 1986. Pada dasarnya komunikasi dalam organisasi dapat dipisahkan menjadi
dua sumbu, vertikal dan horisontal.
F.
Bentuk
Komunikasi dalam organisasi
1.
Management informasi
sistem misalnya : dengan memakai komputer, data informasi
2.
Telecomunication :
komunikasi dengan peralatan
3.
Non Verbal comunication
: tactile, pralinguistic, proxemic, olfaksi
4.
Interpersonal
comunication : komunikasi yang terjadi antar individu
5.
Organisational
comunication process : intruksi atau komando, laporan, sub group, staff
G.
Gaya
Komunikasi Organisasi
1.
Gaya komunikasi mengendalikan
Gaya komunikasi mengendalikan (dalam
bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak - pihak yang memakai
controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada
pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak
mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak
mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan
balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para
komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang
lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa
orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag berasal dari
komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan
bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang
dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk
mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada
umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat
mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain
memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
2.
Gaya komunikasi dua arah
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi
dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian
Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks,
santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota
organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya
komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of
communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal
secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).
Orang-orang yang menggunakan gaya
komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap
kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang
lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The
equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi,
sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam
situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks.
Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi
di antara para anggota dalam suatu organisasi.
3.
The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur
ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna
memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan
serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian
kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi
tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam
organisasi tersebut.
Stogdill dan Coons dari The Bureau
of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama
Struktur Inisiasi atau Initiating Structure. Stogdill dan Coons menjelaskan
mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang
yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan
organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
4.
The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini
memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami
bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The
dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye
ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang
agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja
dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan
dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan
persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk
mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5.
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih
mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang
lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan
(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi
ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan
orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia
untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6.
The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini
digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari
orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena
ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh
orang-orang tersebut.
Dalam deskripsi yang kongkrit adalah
ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”.
Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab,
tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi
dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks
komunikasi organisasi.
H.
Proses
Komunikasi Organisasi
Ada empat dimensi
komunikasi dalam organisasi yaitu :
1.
Downward communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung
ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen mengirimkan pesan kepada
bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah :
a.
Pemberian atau penyimpanan instruksi
kerja (job instruction)
b.
Penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale )
c.
Penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d.
Pemberian motivasi kepada karyawan
untuk bekerja lebih baik.
2.
Upward communication
Yaitu komunikasi yang terjadi ketika
bawahan (subordinate) mengirim pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi
dari bawah ke atas ini adalah :
a.
Penyampaian informai tentang
pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b.
Penyampaian informasi tentang
persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan
c.
Penyampaian saran-saran perbaikan
dari bawahan
d.
Penyampaian keluhan dari bawahan
tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3.
Horizontal communication
Yaitu komunikasi yang berlangsung di
antara para karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi
arus komunikasi horisontal ini adalah :
a.
Memperbaiki koordinasi tugas
b.
Upaya pemecahan masalah
c.
Saling berbagi informasi
d.
Upaya pemecahan konflik
e.
Membina hubungan melalui kegiatan
bersama
4.
Interline communication
Yaitu tindak
komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas fungsional. Spesialis
staf biasanya paling aktif dalam komunikasi lintas-saluran ini karena biasanya
tanggung jawab mereka berhubungan dengan jabatan fungsional. Karena terdapat
banyak komunikasi lintas-saluran yang dilakukan spesialis staf dan orang-orang
lainnya yang perlu berhubungan dalam rantai-rantai perintah lain, diperlukan
kebijakan organisasi untuk membimbing komunikasi lintas-saluran.
DAFTAR
PUSTAKA
Littlejohn,
Stephen , Theories of Human Communication, Wadsworth Publishing Company, 1999
Em Griffin,
2003, A First Look at Communication Theory, McGrraw-Hill Companies
Sendjaja,
Sasa Juarsa. Teori Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005
Mulyana, A.
2008. Komunikasi Dalam Organ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih Anda telah berkunjung ke blog saya, komentar, saran dan tulisan Anda sangat kami perlukan