Alvian
nurcahya
Pengantar
Komunikasi ada di mana-mana, di rumah, dikampus,
di Mesjid, di Kantor dan sebagainya. Komunikasi menyentuh segala aspek
kehidupan kita. Sebuah penelitian (Applboum, 1974 : 63) menyebutkan bahwa tiga
perempat (70%) waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi – membaca,
menulis dan mendengar an (We spend an estimated three-fourths of our waking
hours in some form of communications-reading, writing, speaking and listening) Komunikasi
menentukan kualitas hidup kita.
Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali
dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa
komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan
kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus
memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969:180) mengatakan “Leadership
is Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya
seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya. Setiap pemimpin (leader) memiliki
pengikut (flower) guna meralisir gagasannya dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi seorang pemimpin,
khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya
dari suatu manajemen dalam organisasi.
Manusia di dalam kehidupannya harus
berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau
masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa
sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan
sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok/organisasi itu selalu
terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan
hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara
kedua belah pihak harus ada two-way-communications
atau komunikasi dua arah atau komunikasi timbal balik, untuk itu
diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik
cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.
Kerja sama tersebut terdiri dari berbagai maksud yang meliputi hubungan
sosial/kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses adanya suatu
keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan
dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasisan, pengarahan dan pengawasan dengan memberdayakan anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan (Handoko, 2003: 8). Menajemen sering juga
didefinisikan sebagai seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan melalui orang
lain. Para manejer mencapai tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang lain untuk melaksanakan tugas apa saja yang mungkin
diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut (Stoner, 1996 : 7).
Manajemen dibutuhkan oleh semua organisasi,
karena tanpa manajemen, semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit. Paling kurang ada tiga alasan utama mengapa manajemen itu
dibutuhkan. Pertama : Untuk mencapai tujuan. Manajemen dibutuhkan untuk
mencapai tujuan suatu organisasi dan pribadi; kedua : 2 Untuk menjaga
keseimbangan diantara tujuan-tujuan, sasaran-sasaran dan kegiatan-kegiatan dari
pihak yang berkepentingan dalam organisasi, seperti pemilik dan karyawan, maupun
kreditur, pelanggan, konsumen, supplier, serikat kerja, assosiasi perdagangan,
masyarakat dan pemerintah. Ketiga : Untuk mencapai efisiensi dan
efektivitas. Suatu kerja organisasi dapat diukur dengan banyak cara yang
berbeda. Salah satu cara yang umum adalah efisiensi dan efektivitas.
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan dalam
suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, maupun
organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam, tapi
tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang tergabung
dalam organisasi tersebut. Berdasarkan
sifat komunikasi dan jumlah komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam
bukunya “Dimensi-Dimensi Komunikasi” hal. 50, komunikasi dapat digolongkan ke
dalam tiga kategori:
1. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi ini penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha
menyampaikan informasi yang dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian,
sehingga dengan demikian dapat tercapai keinginan bersama.
2.
Komunikasi
kelompok
Pada prinsipnya
dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok,
sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi,
komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
3.
Komunikasi
massa
Komunikasi massa
dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan
elektronik.
Definisi fungsional komunikasi organisasi
Komunikasi Organisasi dapat
didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit
komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi
terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang
satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Gambar
di bawah ini melukiskan konsep suatu sistem komunikasi organisasi. Garis yang
putusputus
melukiskan
gagasan bahwa hubungan-hubungan ditentukan secara alami; hubunganhubungan
itu
juga menunjukkan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan mungkin
berubah
sebagai respons terhadap kekuatan-kekuatan lingkungan yang internal dan
eksternal.
Gambar
1.1 Sistem Komunikasi Organisasi
Komunikasi
organisasi terjadi kapan pun, setidak-tidaknya satu orang yang menduduki suatu
jabatan
dalam suatu organisasi menafsirkan suatu pertunjukkan. Karena fokusnya adalah
komunikasi
di antara anggota-anggota suatu organisasi. Analisi komunikasi organisasi
menyangkut
penelaahan atas banyak transaksi yang terjadi secara simultan.
Unit komunikasi
Suatu sistem didefinisikan oleh Pool [1973] sebagai “setiap
entitas berkelanjutan yang mampu
berada
dalam dua keadaan atau lebih” . Dalam suatu sistem komunikasi, keadaan
itu adalah
hubungan
antara orang-orang. Dalam suatu sistem komunikasi organisasi keadaan tsb adalah
hubungan
antara orang-orang dalam jabatan-jabatan [posisi-posisi] . Unit mendasar
komunikasi
organisasi
adalah seseorang dalam suatu jabatan. Orang bisa disosialisasikan oleh jabatan,
menciptakan
suatu lingkaran yang lebih sesuai dengan keadaan jabatan, pada saat yang sama
jabatan
tsb dipersonalisasikan, menghasilkan suatu figur atau gambar yang sesuai dengan
keadaan
orang tsb.
Bila
kita melihat apa yang terjadi ketika seseorang terlibat dalam komunikasi, kita
menemukan
bahwa terdapat dua bentuk umum tindakan yang terjadi :
1. Penciptaan pesan atau, lebih tepatnya,
penciptaan pertunjukkan (to display menurut Random House Dictionary
of The English Language 1987 : anda membawa sesuatu untuk diperhatikan
seseorang atau orang lain; menyebarkan seseuatu sehingga sesuatu tsb dapat
terlihat secara lengkap dan menyenangkan).
2.
Penafsiran pesan atau penafsiran pertunjukkan (to
intepret : menguraikan atau memahami sesuatu dengan suatu cara tertentu)
garis
bergerigi.
Contoh
: Ketika anda berpakaian warna merah di pagi hari, anda menciptakan
pertunjukkan bagi
diri
anda sendiri. Anda menempatkan diri anda sendiri, atau setidaknya apa yang anda
rasa anda
pikirkan
mengenai diri anda sendiri, sehingga terpandang jelas. Anda menempatkan diri
anda
sendiri
dalam suatru posisi yang menyenangkan bagi pengamatan tertentu. Pakaian anda,
perhiasan,
dan hiasan wajah merepresentasikan diri anda sendiri kepada orang lain. Ada aksioma komunikasi
yang berbunyi “seseorang tidak dapat tidak
berkomunikasi
[A person cannot not communicate]” [Smith and Williamson,
1977,
hlm. 61].
Secara teknis, seseorang tidak dapat menghindari untuk
menunjukkan pesan. Apa yang anda
tunjukkan
atau tempatkan sehingga terlihat jelas memang merepresentasikan anda. Anda
adalah
“suatu pertunjukkan pesan yang berjalan”. Hal yang sama dapat diterapkan kepada
kantor
atau hotel anda. Kantor atau hotel adalah suatu pertunjukkan-pesan bagi mereka
yang
mengunjunginya
PROSES KOMUNIKASI ORGANISASI
KOMUNIKASI
INTERNAL
Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan
dalam suatu perusahaan,
dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal
di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen]
[lihat
skema Internal Audience]
Dua
dimensi komunikasi internal :
A.
Komunikasi
Vertikal, Komunikasi dari pimpinan ke staff, dan dari staf ke pimpinan
dengan cara timbal balik [two way traffic communication].
1. Downward
Communication ! komunikasi atas ke bawah.
Contoh: pimpinan
memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman,
rapat, majalah intern [lihat contoh skema]
2. Upward
communication ! dari bawah ke atas.
Contoh: staf memberikan laporan,
saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan [lihat
contoh skema]
Hambatannya adalah apabila saluran komunikasi dalam
organisasi tidak berjalan atau digunakan sebagaimana mestinya, karena hal ini
berpengaruh terhadap operasional organisasi [perusahaan].Organisasi terdiri
atas sejumlah orang; melibatkan keadaan saling bergantung, kebergantungan
memerlukan koordinasi; koordinasi mensyaratkan komunikasi.
Interkasi
antara pimpinan organisasi [top manajer dengan middle manager] dengan audience
di luar organisasi
Manajer
= pemimpin organisasi [swasta, BUMN atau pemerintah] peranannya
dapat
berpengaruh terhadap internal public [karyawan] dan external public [di
luar
organisasi, tetapi ada pengaruhnya]
1. Peranan
Antarpersona [Interpersonal Role]
a. Peranan Tokoh [figurhead role]
b. Peranan Pemimpin [leader role]
c. Peranan Penghubung [liaison role]
2. Peranan
Informasional [Informational Role]
a. Peranan Monitor [monitor role]
b. Peranan Penyebar [disseminator role]
c. Peranan Jurubicara [spokesman role]
3. Peranan
Memutuskan [Decisional Role]
a. Peranan
Wiraswasta [enterpreneur role]
b. Peranan
Pengendali Gangguan [distrurbance handler role]
c. Peranan
Penentu Sumber [resource allocator role]
d. Peranan
Perunding [negotiator role]
MODEL
PROSES KOMUNIKASI ANTAR-PRIBADI
JOHARI'S
WINDOW
I
OPEN
AREA
Known
by ourselves and
known by others
|
II
[blindspot]
Known
by others, not known
by ourselves
|
||
III
HIDDEN
AREA
[tedeng
aling-aling/ facade]
Known
by ourselves but not
known by others
|
IV
[tidak
diketahui]
Not
known by ourselves and
not know by others
|
B. Komunikasi Horisontal, komunikasi
mendatar, antara anggota staf
dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan
komunikasi vertikal yang formal.
Komunikasi
terjadi tidak dalam suasana kerja ! employee relation dan sering timbul rumours,
grapevine, gossip
C.
Komunikasi Diagonal [Cross
Communication]
Komunikasi
antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain.
KOMUNIKASI
EKSTERNAL
Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan
khalayak audience di luar
organisasi.
[lihat skema ekternal audience]
·
Komunikasi dari organisasi kepada khalayak !
bersifat informative Majalah, Press release/ media release,
Artikel surat kabar atau majalah, Pidato, Brosur, Poster, Konferensi pers, dll
·
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi
Komunikasi Kolaboratif dalam Organisasi
Bisnis
To meet the challenge in the
workplace today requires.
Setiap staf pada bagian manapun
seharusnya :
a.
Relationship
Oriented ! Networking ! sinergi
b.
Service Focused ! berpikir pada pelayanan
c.
Customer Commited ! mempunyai komitmen pd
pelanggan
d.
Facilitative [media saluran/pendukung]
e.
Forward Thinking ! berpikir kedepan
f.
Value Added [nilai tambah ! selalu berusaha
mengupdate kemampuan komunikasi]
g.
Team Driven [serba tim] and leaders [mampu
tampil sebagai pemimpin]
Efektivitas
komunikasi dlm organisasi dipengaruhi oleh bbrp faktor :
1.
Saluran komunikasi formal (SKF)
SKF mempengaruhi efektifitas komunikasi dengan cara :
Liputan sal. Formal makin
melebar sesuai dg tumbang organisasi
ex.
Komunikasi efektif sulit dicapai dlm
organisasi yg besar dan cabang2nya menyebar
SKF dapat menghambat aliran
informasi antar tingkat organisasi
ex.
Penyampaian informasi dari tingkat bawah dapat disampaikan pada petugas
diatasnya, tdk selalu langsung pada manager/direktur
2.
Struktur wewenang organisasi
Perbedaan kekuasaan dan kedudukan (status) dlm
organisasi akan menentukan pihak-pihak yang berkomunikasi dengan seseorang
serta isi & ketepatan komunikasi
3.
Spesialisasi jabatan
Para anggota suatu kelompok kerja yang sama akan
cenderung berkomunikasi dengan istilah, tujuan, waktu dan gaya yang sama
Komunikasi antar kelompok yang berbeda cenderung
terhambat
Komunikasi dalam tim
Untuk mendorong
terjadinya komunikasi, pemimpin tim harus memperhatikan prinsip-prinsip berikut
:
Seluruh anggota tim harus
bebas mengemukakan dan menjelaskan pandangan-pandangan mereka dan harus
disorong bertindak seperti itu.
Referensi
:
1)
Pace R. Wayne and Faules, Don F, Komunikasi Organisasi, ROSDA, Bandung
2000
2)
Uchjana Effendi, Onong., Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Remaja
Rosdakarya, Bandung
1992
3)
Jiwanto, Gunawan., Komunikasi
dalam Organisasi, Pusat Pengembangan Manajemen & Andi Offset, Yogyakrta
1985
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih Anda telah berkunjung ke blog saya, komentar, saran dan tulisan Anda sangat kami perlukan